link : Prancis Mendaftarkan Paten Desain Fregat Belharra ke Indonesia
Prancis Mendaftarkan Paten Desain Fregat Belharra ke Indonesia
25 Agustus 2020
Fregat Belharra dari Naval Group Prancis (photo & graphic : Navy Recognition & D-Mitch)
Naval Group dari Prancis telah mendaftarkan paten desain fregat Belharra ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dengan nomor pendaftaran IDD000050479 untuk kelas locarno (12-06) ships and boats. Pendaftaran paten ini telah diterima pada tanggal 6 Desember 2017 dan berhak mendapat perlindungan sampai 6 Desember 2027.
Fregat Belharra mempunyai nama lain Frégates de Taille Intermédiaire (FTI; atau dalam bahasa Inggris : Frigates of Intermediate Size) merupakan fregat kelas menegah yang direncanakan dibuat 5 unit untuk AL Prancis yang akan menggantikan fregat La Fayette class karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan strategis. Kapal pertama yang diberi nama "Admiral Ronarc’h" sudah dimulai pembangunannya pada bulan Oktober 2019 dan diharapkan dapat dilakukan komisioning pada tahun 2023.
Fregat berukuran panjang 122m dan bobot penuh 4.460ton dengan tenaga penggerak CODAD (combined diesel and diesel) serta mampu membawa helikopter tipe medium ini mempunyai sensor dan persenjataan yang cukup berisi. Untuk radar utama menggunakan 4x radar fixed array Thales Sea Fire tipe AESA sedangkan peralatan sonarnya menggunakan 2 tipe sekaligus yaitu Kingklip hull mounted sonar dan Captas towed sonar.
Untuk urusan senjata, kapal ini dilengkapi dengan kanon utama 76mm dan 2x kanon 20mm. Untuk anti-udara telah disiapkan 16-32 rudal VLS MBDA Aster 15/30, anti-permukaan disiapkan rudal 8x Exocet MM-40 Block 3, dan anti-bawah air telah tersedia 2x dual tabung torpedo dengan yang diisi dengan torpedo EuroTorp MU90 Impact.
Kebutuhan Surface Combatan TNI AL
Target "Minimal Essential Force" (MEF) atau "Kekuatan Minimal" akan berakhir pada tahun 2024. Setelah itu maka TNI akan masuk ke tahapan berikutnya yang dinamakan "Standard Foce"/"Kekuatan Standar". MEF adalah amanat pembangunan nasional bidang pertahanan sesuai dengan RPJMN yang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010. Sambil menyiapkan payung hukum untuk Standard Force maka nanti akan terlihat berapa lama target waktunya.
Untuk TNI AL bila dalam MEF ditargetkan mempunyai jumlah kapal 151 unit maka dalam Standard Force jumlah total kapal ini melonjak menjadi 220 unit. Kelak bila masuk ke "Ideal Force" jumlah armada kapal TNI AL menjadi 274 unit.
Jika dalam MEF jumlah kapal PKR berjumlah 16 unit, maka dalam Standard Force jumlah PKR ini akan menjadi 28 unit. Sebagaimana pernah dijelaskan bahwa dalam terminologi TNI AL maka yang dimaksudkan dengan PKR adalah kapal pembawa rudal dari kelas Korvet-Fregat hingga Destroyer. Dengan demikian maka akan ada tambahan 12 unit kapal dari ketiga kelas tersebut untuk menuju Standard Force. Pada Minimal Force jumlah kapal korvet dan fregat-destroyer dibagi dua sama, sehingga bila diteruskan ke Standard Force masing-masing membutuhkan 6 kapal baru.
Radar fixed array Sea Fire pada fregat Belharra (image : Thales)Jika kita jumlahkan armada PKR sekarang ini termasuk didalamnya yang sudah berkontrak maka kita dapatkan angka 14 kapal (Diponegoro class=4, Fatahillah class=3, Bung Tomo class=3, Martadinata class=2, Iver class=2) menyisakan 2 Van Speijk class yang masuk usia pensiun dan kemungkinan besar diisi lagi dengan tambahan Martadinata class.
Peluang Naval Group
Jika ketentuan baru 1 divisi kapal terdiri dari 4 unit maka Iver class akan bertambah 2 lagi sehingga slot PKR untuk fregat-destroyer yang kosong akan berjumlah 4 unit. Angka inilah yang akan jadi proyeksi akuisisi kapal mulai tahun 2025 dan seterusnya.
Naval Group rupanya melihat peluang ini, karena untuk kelas fregat TNI AL eksisting terjadi loncatan bobot dari 2000an ton (Martadinata class) langsung ke 6000an ton (Iver class), jika TNI AL akan menggunakan Iver class sebagai work-horse frigates akan berakibat pada biaya operasi dan maintenance yang tinggi maka ditawarkanlah fregat Belharra ini untuk dapat memenuhi kekosongan tersebut.
Di Angkatan Laut Prancis untuk armada surface combatant juga tidak terjadi lonjakan bobot kapal, kita dapat melihat dimulai dari Floreal class (2.950 ton), La Fayette class (3.800 ton), Georges Leygues class (4.900 ton), baru disusul FREMM/Aquitaine class dan Horizon class yang berbobot 6.000-7.000 ton).
Di kawasan, Naval Group telah hadir melalui Singapura (Formidable class frigates), Malaysia (Gowind class frigates) dan Australia (Attack class diesel submarine), maka sebagai negara besar di kawasan kali ini Indonesia yang sedang dibidik pasarnya.
Salah satu ciri khas produk alutsista Prancis adalah "ITAR free". ITAR atau International Traffic in Arms Regulations adalah peraturan lalu lintas internasional untuk perdagangan senjata yang dibuat oleh AS, dengan adanya peraturan ini maka AS dapat memblokir ekspor senjata yang ada kandungan teknologi AS di dalamnya apabila merugikan kepentingan AS. Dengan label ITAR free maka ancaman embargo atau blokir oleh AS tidak akan berpengaruh terhadap alutsista tersebut.
Lalu apakah berarti fregat Belharra ini akan diambil ? Kita lihat nanti karena pada saatnya nanti supplier tradisional kapal TNI AL seperti Damen (Belanda), BAE (UK) dan sekarang OMT (Denmark) pasti juga akan mengajukan desain kapal dengan bobot yang serupa.
(Defense Studies)
thus Article Prancis Mendaftarkan Paten Desain Fregat Belharra ke Indonesia
You now read the article Prancis Mendaftarkan Paten Desain Fregat Belharra ke Indonesiawith the link address https://uswordarmy.blogspot.com/2020/08/prancis-mendaftarkan-paten-desain.html
0 Response to "Prancis Mendaftarkan Paten Desain Fregat Belharra ke Indonesia"
Post a Comment